FGD EVALUASI PENGUATAN KAPASITAS PENERAP STANDAR INSTRUMEN PERTANIAN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
#SobatTani, BSIP NTB telah melaksanakan kegiatan FGD Evaluasi Penerapan Standar Padi dan Jagung di Kabupaten Sumbawa Barat, Jum’at (26/4/2024). Dalam FGD ini, dilakukan diskusi mendalam dan interaktif antara berbagai pihak terkait untuk mengevaluasi sejauh mana implementasi standar tersebut telah berjalan serta untuk mengidentifikasi potensi perbaikan yang perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam produksi padi dan jagung di wilayah tersebut, sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BSIP NTB, Kepala Bidang Penyuluhan, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, penyuluh pertanian dan para petani.
Dalam sambuatannya, Kepala BSIP NTB, (Dr. Ir. Awaludin Hipi, M.Si), menegaskan tujuan utama FGD tersebut. Beliau menekankan pentingnya memantau perkembangan implementasi standar pertanian yang telah disampaikan sekaligus mengevaluasi hasil dari penerapan standar tersebut dalam kegiatan eksisting.
Lebih lanjut, Kepala Balai juga memaparkan program Kementerian Pertanian terkait perluasan areal tanam melalui pompanisasi sebagai bagian dari upaya peningkatan produksi dalam menghadapi darurat pangan. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya sinergi dan kerjasama semua pihak dalam mensukseskan program tersebut."Program harus diawasi dengan ketat, dan semua pihak harus bersatu. Ini adalah tugas bersama, bukan hanya tanggung jawab satu individu. Solidaritas kita dalam mengawal program ini sangatlah penting. Ini adalah tugas kita semua untuk Indonesia," tegas Beliau, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam mencapai kesuksesan dalam upaya pertanian.
Sementara dalam sambutan, Kepala Bidang Penyuluhan (Hasan Basri, SP., MM. Inov) menyampaikan gambaran kondisi terkini pertanian di wilayah Sumbawa Barat (KSB). Beliau menyoroti fakta bahwa saat ini, hanya 60% dari potensi luas tanam di KSB yang telah ditanami. Tantangan utamanya adalah kurangnya curah hujan yang memengaruhi proses pertanian di daerah tersebut.
Beliau juga berharap, ke depannya, sangat penting untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip usahatani terpenuhi sepenuhnya. Salah satu kunci utamanya adalah tersedianya sarana produksi yang memadai untuk mencapai target yang diinginkan.
Dengan demikian, kegiatan FGD ini menjadi langkah penting dalam mengidentifikasi kondisi di lapangan dan menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan penerapan standar instrumen pertanian.